9 Tips Laundry Ramah Lingkungan – dari Deterjen Tanpa Fosfat hingga Cuci dengan Air Dingin

Mulai dengan memilih deterjen yang bebas fosfat (phosphate‑free), biodegradable, tanpa pewarna atau pewangi sintetis. Deterjen jenis ini menggunakan bahan berbasis tumbuhan dan tidak mencemari perairan dengan fosfor yang memicu eutrofikasi dan gangguan ekosistem air.

Gunakan air dingin (sekitar 20–30 °C) untuk mencuci pakaian sehari‑hari. Ini tidak hanya menghemat energi karena tidak perlu memanaskan air, tetapi juga menjaga kain agar tidak cepat pudar atau menyusut.

Jalankan muatan penuh pada mesin cuci saat mencuci. Setiap kali mesin dijalankan, energi dan air yang digunakan tetap sama, sehingga mencuci banyak pakaian sekaligus jauh lebih efisien.

Hindari penggunaan fabric softener kimiawi. Alternatif ramah lingkungan seperti cuka putih atau baking soda dapat digunakan di siklus pembilasan untuk melembutkan kain tanpa residu berbahaya.

Pertimbangkan penggunaan wool dryer balls atau lembaran pengering yang dapat terurai secara alami. Alat ini mempercepat pengeringan, mengurangi statis, dan menghemat energi dibanding dryer sheets sintetis.

Kurangi frekuensi mencuci pakaian. Beberapa jenis seperti jeans atau sweater tidak perlu dicuci tiap pemakaian. Dengan demikian, kamu tidak hanya menghemat air dan energi, tapi juga memperpanjang umur pakaian.

Gunakan deterjen konsetrat, pod, atau strip yang tak menggunakan plastik berlebih—atau bahan alami seperti sabun Castile yang dibuat dari minyak nabati dan sangat biodegradable. Hindari pod berlapis plastik karena bisa menyumbat lingkungan mikroplastik.

Pastikan menggunakan takaran deterjen yang tepat. Terlalu banyak deterjen bisa meninggalkan residu dan menurunkan kinerja kain dan mesin.

Setelah mencuci, jemur pakaian secara alami di udara terbuka. Mengurangi penggunaan mesin pengering tidak hanya hemat energi tapi juga memperpanjang umur kain.

Ringkasan 9 tips laundry ramah lingkungan: