Menjaga kesehatan mulut bukan sekadar senyum cerah — ini soal kesehatan total. Di 2025, praktik perawatan gigi seharusnya mencakup tiga langkah utama: sikat secara benar, floss (membersihkan sela gigi) harian, dan mengganti sikat gigi secara berkala.
Menyikat gigi dua kali sehari selama dua menit dengan sikat berbulu lembut (manual atau elektrik) dan pasta gigi fluorida mampu secara signifikan mengurangi plak dan peradangan gusi. Lengan suhu idealnya 45° terhadap gusi, gerakan lembut, mencakup semua permukaan gigi, dan jangan lupa sikat lidah untuk menghilangkan bakteri penyebab bau.
Floss atau bersihkan sela gigi sekali sehari sangat penting karena sikat tidak menjangkau area tersebut. Floss mengurangi risiko karies, gingivitis, dan bau mulut. Alternatif seperti water flosser dianjurkan untuk pengguna gigi palsu atau kawat gigi.
Mengganti sikat gigi atau kepala sikat elektrik setiap 3–4 bulan (atau saat bulu sudah rusak) adalah kunci efektivitas. Bulu yang usang mengurangi kemampuan menyikat dan memicu pertumbuhan bakteri.
Rangkaian rutin ini — sikat, floss, ganti sikat — tidak hanya melindungi gigi dan gusi tetapi juga memberikan manfaat kesehatan lebih luas. Kebersihan oral yang baik berkaitan dengan penurunan risiko penyakit jantung, stroke, diabetes, endokarditis, hingga kanker mulut. Bahkan riset menunjukkan bahwa floss saja mungkin mengurangi risiko stroke hingga 22–44 %. Tren 2025 juga menyertakan sensor pintar di sikat elektrik, floss bertanda Bluetooth, dan aplikasi kesehatan gigi—membantu membentuk kebiasaan konsisten dan efektif.
Dengan menjaga kebiasaan ini—sikat dua kali, floss harian, dan ganti sikat setiap 3–4 bulan—kamu menciptakan dasar kuat untuk kesehatan mulut jangka panjang yang berdampak positif pada kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Leave a Comment